PENTINGNYA KOMUNIKASI
Tak dapat dipungkiri apatisme masyarakat terhadap
perkembangan pembangunan pada akhir
akhir ini terasa semakin mengental, hal ini lebih disebabkan terhambatnya arus
komunikasi dua arah oleh karena berbagai sebab.
Sejak dibekukannya Departemen Penerangan, maka penyampaian
program program pembangunan yang direncanakan oleh Pemerintah nyaris tak
terdengar, hanya pada kalangan tertentu saja program tersebut dengan jelas
dapat didengar dan dimengerti. Disisi yang lain, masyarakat khususnya kelas
bawah, terlalu sibuk dengan upaya upaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarganya. Kesibukan dalam mencari penghasilan itulah yang memunculkan sikap
apatisme semakin mengental.
Sikap sikap apatisme tersebut, nyata sekali dalam kehidupan
bermasyarakat saat ini. Seperti hal nya saat ini kegiatan siskamling sudah
semakin jarang dan hampir tak pernah ada siskamling lagi. Kegiatan kebersihan
lingkungan yang sering disebut kerja bhakti, malah tak pernah dilakukan,
kecuali jika akan ada pejabat yang berkunjung atau melewati daerah tersebut.
Artinya bahwa melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan bukan karena
kesadaran tentang arti bersih itu sehat, tetapi lebih kepada seremonial saja.
Tetapi apakah keadaan yang seperti ini akan tetap dibiarkan
saja ? tentu sebagai anggota masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Informasi
Masyarakat ( KIM ) Nawala Kecamatan
Tempeh Kabupaten Lumajang, akan turut serta berperan dalam menyadarkan kepada
masyarakat luas tentang arti pentingnya sebuah Informasi dan Komunikasi aktif.
Tak ada persoalan yang tak bisa diselesaikan, jika informasi
persoalan tersebut disampaikan dengan komunikasi yang baik, luwes dan saling
menghargai.
Apatisme Masyarakat
Peristiwa politik yang terjadi di beberapa daerah dengan
agenda pilkada akhir-akhir ini terasa menjadi semakin panas dingin, Sebagian
kalangan berpendapat bahwa tahun 2013 merupakan Tahun politik. Pasca Pemilihan Bupati
Kab. Lumajang, Pilkada dilanjutkan kemudian dengan Pemilihan Gubernur Jawa Timur, dan setelah
itu masih diteruskan dengan Pemilihan Pejabat di Tingkat terendah yakni
Pemilihan Kepala Desa. Peristiwa politik yang susul menyusul itu berimbas pada
sendi sendi kehidupan masyarakat khususnya di pedesaan, contoh soal yang muncul
akhir akhir ini adalah : adanya gangguan keamanan dalam bentuk pencurian,
perampasan bahkan perampokan. Belum lagi persoalan persoalan lain yang terus membayangi
kehidupan masyarakat, seolah olah tak berujung.
Kejadian kejadian ini terjadi karena para pejabat di
Pedesaan lebih terfokus pada acara perhelatan Pemilihan Kepala Desa, Banyak
para PJS Kades yang saat ini sedang menjabat
kemudian maju lagi dalam Pilkades. Sehingga waktunya habis tersita untuk
menggalang konstituennya, dan melupakan tanggung jawabnya untuk tetap melaksanakan
tata kelola pemerintahan desa. Hal ini jelas nampak dari tidak adanya
komunikasi aktif dengan masyarakat, sehingga masyarakat menjadi pasif dan tidak
peduli terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya.
Sehingga masyarakat sah-sah saja jika kemudian berpandangan
bahwa hampir semua Pejabat di Desa hanya mementingkan kepentingan dirinya
sendiri, faktanya adalah komunikasi dibangun manakala ada kepentingan yang
berkaitan dengan dukung mendukung, jika tidak ada kepentingan maka tak ada
komunikasi yang terbangun. Oleh karena itu, seyogyanya para pejabat di Desa
segera menyadari tentang arti penting nya komunikasi, sebab dengan komunikasi
intensif dapat dijadikan sebuah sarana untuk menyamakan persepsi, sehingga
terwujud sebuah kebersamaan untuk menyongsong hari esok yang jauh lebih baik
lagi.
Membangun komunikasi yang selaras, harmonis, dan bermartabat
adalah merupakan solusi dalam mengikis krisis kepercayaan, Apatisme akan
semakin mengental jika komunikasi aktif yang saling menghargai tak pernah
dilakukan.
( Dok. KIM
Nawala Kec. Tempeh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar